ASEAN
adalah kepanjangan dari Association of South East Asia Nations. ASEAN disebut
juga sebagai Perbara yang merupakan singkatan dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa
Asia Tenggara. Gedung sekretarian ASEAN berada di Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan, Indonesia. ASEAN didirikan tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok. ASEAN
diprakarsai oleh 5 menteri luar negeri dari wilayah Asia Tenggara, yaitu
Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura. ASEAN di bentuk dengan
prinsip secara garis besar: Menghormati kemerdekaan, kesamaan integritas dan
identitas nasional semua negara. Setiap negara memiliki hak untuk menyelesaikan
permasalahan nasionalnya tanpa ada campur tangan dari luar, Penyelesaian
perbedaan atau perdebatan antar negara dengan aman, Menolak penggunaan kekuatan
dan kekerasan dan Meningkatkan kerjasama yang efektif antara anggota.
Namun
di balik tujuan tersebut yang telah di sepakati oleh seluruh negara ASEAN
terdapat konflik-konflik yang terjadi antar negara ASEAN itu sendiri. Contohnya
seperti Konflik yang sangat potensial dan diaktualkan oleh Indonesia dan
Malaysia adalah konflik Ambalat, setelah dalam konflik perbatasan sebelumnya
dalam masalah Sipadan dan Ligitan di menangkan oleh Malaysia melali Mahkamah
Internasional. Konflik ini sekarang ini menjadi konflik yang dominan, yang
dalam batas tertentu selama bulan Maret-April 2005, masing-masing fihak telah melakukan
show of force kekuatan militer masing-masing di perbatasan.
Kedua, faktor
artifiasial yakni konflik perbatasan yang disebabkan oleh adanya perubahan
perbatasan sebelumnya setelah ada kebijakan baru. Salah satu variabel yang
sangat dominan adalah kebijakan pemerintah kolonial yang seringkali membuat
garis perbatasan dengan menabrak garis-garis perbatasan alamiah seperti
etnis, sungai, gunung Akibat persoalan
ini maka Sukarno pernah mengklaim bahwa landasan utama pembentukan wilayah
negara bukan ditentukan oleh regim kolonial tetapi oleh kepenguasaan di masa
lalu, sehingga Sukarno mengklaim bahwa Malaysia, Singapura dan Filipina
merupakan wilayah definitif Indonesia karena wilayah tersebut pernah menjadi
wilayah kekuasaan Sriwijaya dan Majapahit. Akibatnya terjadi politik ganyang
Malaysia di tahun 1963 untuk merebut Singapura dan Malaysia dari Inggris. Konflik perbatasan
yang juga muncul adalah dalam perbatasan laut, terutama terjadi di laut China
Selatan. Minimal terdapat 5 negara yang terlibat konflik di laut China Selatan;
yakni mengklaim laut China selatan sebagai bagian integral wilayah negara
mereka masing-masing.
Dengan
contoh-contoh konflik di atas apakah ASEAN masih relevan?
Dengan hal-hal tersebut di atas dapat
dikatakan bahwa eksistensi ASEAN sebagai wadah mediator Negara-negara di Asia
Tenggara kurang sedikit menonjol. Dari kasus-kasus di atas di buktikan bahwa ASEAN
sebagai mediator perdamaian kurang memberikan kontribusi terhadap penyelesaian
segala masalah antar Negara asia tenggara. Mengapa maslah tersebut tidak di
selesaikan secara baik-baik antar Negara AESAN sehingga harus menggunakan
mahkamah internasional walau dengan pengawasan ASEAN itu sendiri. Tetapi tidak
hanya itu, ASEAN sampai saat ini masih mencoba untuk bereksistensi lagi dengan
di bentuknya ASEAN way membuktikan bahwa ASEAN juga turut
berkontribusi dengan segala masalah yang ada di Asia Tenggara. ASEAN juga
sekarang meningkatkan kualitas kerja sama antar Negara ASEAN dengan di
bentuknya MEA ( masyarakat ekonomi ASEAN). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa eksistensi ASEAN di Asia Tenggara cukup di bilang efektif dengan di
bentuknya ASEAN WAY di harapkan dapat memberikan kontribusi yang baik bagi
setiap Negara Asia Tenggara dengan menyelesaikan masalah bersama dengan ASEAN
mediasinya atau bahkan meningkatkan kualitas kerja sama yag lebih mutual
diantara Negara-negara tersebut.
0 comments
Click here for commentsContact US Show EmoticonHide Emoticon